PROSES PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA
Dalam proses penciptaan suatu karya seni rupa, seorang seniman
atau kreator dalam menuangkan ide-idenya dapat melalui beberapa tahapan,
diantaranya:
1.
Membuat disain untuk menemukan suatu
bentuk yang optimal.
2.
Penyelesaian bentuk karya dengan media
yang disesuaikan.
Kesuksesan dalam menghasilkan suatu karya
seni rupa ditentukan oleh pengaturan atau penyususnan unsur-unsur seni rupa
berdasarkan kaidah-kaidah komposisi. Unsur-unsur yang dimaksud seperti titik,
garis, bidang, bentuk, gelap-terang, tekstur, dan warna. Sedangkan
kaidah-kaidah komposisi adalah kesatuan, keseimbangan, dan irama.
Kesatuan dapat
digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu: statis, dinamis, dan metastatis. Statis memiliki sifat tenang dan stabil, dinamis
memiliki sifat fleksibel dan mudah menyesuaikan, dan metastatis memiliki sifat
campuran antara statis dan dinamis.
Keseimbangan artinya
tidak berat sebelah, dalam hal ini seimbang berdasarkan nilai rasa.
Keseimbangan dalam komposisi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :Simetris, Asimetris dan Memusat. Keseimbangan simetris, unsur bagian kiri dan kanan
sama persis. Sebagai contoh, hiasan kepala kala yang terdapat pada pintu masuk
Candi, motif hias kain tenun atau kain ikat, topeng, dsb. Keseimbangan
asimetris, unsur bagian kiri dan kanan tidak sama, namun memiliki kesan rasa
seimbang. Sedangkan keseimbangan memusat, penyusunan unsur-unsur rupa secara
terpusat atau fokus pada tengah-tengah bidang.
Irama merupakan
penyusunan unsur-unsur rupa secara teratur dari pengulangan suatu unsur rupa.
Ini maksudnya untuk menimbulkan kesan gerak pada suatu bentuk. Macam-macam tipe
dalam irama, yaitu tipe
repetitive (pengulangan unsur-unsur yang sama), tipe alternative (pengulangan unsur-unsur secara selang-seling antara
unsur-unsur yang berbeda), tipe
progresif (pengulangan dengan perubahan ukuran atau
perubahan bentuk dari suatu unsur, dsb.).
Comments
Post a Comment